Berbagai bentuk rasa
tak nyaman pada otot tubuh tatkala harus bekerja ekstra seharian membersihkan
lantai dan dinding rumah setelah banjir susut. Bentuk rasa nyaman yang
bersumber dari gangguan pada sistem muskuloskeletal dapat berupa kelelahan,
mialgia, kram otot, bahkan terkilir.
Sepanjang masih dalam toleransi
fisiologis tubuh, umumnya gangguan sistem muskuloskeletal akibat melakukan
pekerjaan do mestik, dapat pulih sendiri (self-limiting). Na mun, sebagian
menyelesaikan persoalan gang guan kesehatan tubuh ini dengan terapi
nonfarmakologis, seperti pijat refleksi, masase, diatermi, atau mandi air
hangat hingga relaksasi. Sementara sebagian kecil menanganinya dengan
mengonsumsi suplemen energi, vitamin, dan obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri
yang diapaki dapat berupa analgesik parasetamol, dipiron, non-steroidal
antiinflamatory drugs (NSAID), hingga tramadol.
Kira-kira 40 persen massa tubuh manusia tersusun dari otot
rangka yang utama memben tuk sistem muskuloskeletal. Kerja fisik yang
memerlukan kerja otot tidak bisa dilepaskan dari dinamika keseharian manusia.
Selain aktivitas rutin kerja di kantor, sebagian waktu keseharian dihabiskan
untuk menyelesaikan pekerjaan domestik di lingkungan rumah tangga.
Sementara tingkat aktivitas kerja domestik meningkat drastis
pada acara terkait peristiwa kehidupan (kelahiran, pernikahan, dan kematian),
namun tatkala banjir melanda pada suatu kawasan, aktivitas membersihkan lantai,
teras dan pelataran rumah dari endapan lumpur dan tumpukan sampah bisa menyita
tenaga fisik dalam kurun beberapa hari.
Tingkat kerja fisik yang melebihi rata-rata keseharian berdampak
pada penurunan kualitas kesehatan otot rang ka. Pada saat melakukan aktivitas
kerja fisik hanya rasa lelah yang menghinggapi. Pada kondisi tubuh normal,
dengan istirahat sedikitnya 30 menit, rasa lelah ini sudah dapat pulih sempur
na. Namun, satu atau dua hari kemudian timbul rasa pegal (mialgia) yang menjadi
hambatan tersendiri untuk melakukan aktivitas fisik selanjutnya.
Mialgia merupakan istilah medis untuk menyatakan nyeri pada otot
dan sekumpulan otot rangka (otot skelet). Meskipun merupa kan kondisi umum
setelah tubuh beraktivitas atau latihan fisik lebih dari biasanya, melanda
sekitar 3 persen populasi saat pascabanjir. Regional tubuh yang sering
terserang adalah leher, pinggang, gelang bahu, otot din ding dada, paha, dan
betis.Posisi tubuh yang salah, juga dapat menjadi penyebab mialgia.
Mialgia pada bahu termasuk tinggi prevalensinya, nyeri pada bahu
terjadi karena efek faktor mekanis dari kerja fisik yang berlebihan (overuse),
gerak rotasi tubuh yang berlebihan, bekerja dengan tubuh membungkuk ke depan,
dan bekerja dengan letak tangan lebih tinggi dari posisi letak bahu (Miranda et
al 2001). Juga mendorong atau menarik barang yang berbobot berat. Prevalensi
nyeri bahu meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Lumbago Nyeri pinggang
bawah (low back pain, nyeri boyok) merupakan sindrom nyeri regional muskuloskeletal
yang paling umum. Diperkirakan 49 persen wanita dan 37 persen pria usia 45-59 tahun pernah terkena nyeri
pinggang bawah. Puncak prevalensi nyeri pinggang bawah pada usia sekitar 60
tahun. Satu dari 20 orang dewasa mengkonsultasikan nyeri pinggang bawah pada
pusat layanan primer (Croft et al 1998).
Mengangkat beban berat, mengusung atau membawa beban pada bahu
atau di atas bahu, menarik barang berbobot berat, berlutut dan jongkok,
semuanya diprediksi dapat pemicu nyeri pinggang bawah (Harknesset al 2003).
Posisi tubuh saat bekerja juga berkontribusi sebagai faktor risiko bagi nyeri
pinggang bawah.
Laju metabolisme tubuh amat meningkat selama kerja fisik yang berat.
Sebagai pembanding, metabolisme tubuh selama lari maraton meningkat hingga 20
kali di atas normal. Meskipun begitu, ada batas tertinggi bagi sebagian besar
mekanisme fisiologis tubuh untuk toleransi atau bertahan terhadap stres kerja
fisik yang berlebihan. Rasa lelah merupakan pertanda awal bahwa ambang
toleransi tubuh telah terlampaui.
Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang
berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot karena kehilangan suplai makanan dan
oksigen. Sering dengan bertambahnya usia seseorang, aterosklerosis yang semakin
berkontribusi dominan dalam menimbulkan hambatan aliran darah ke otot rangka.
Semakin bertambah usia dan semakin parah tingkat hambatan aliran darah, semakin
mudah otot tubuh mengalami kelelahan dan mialgia.
Pada individu normal, istirahat diperlukan setelah bekerja fisik
berlangsung 4-5 jam saat tiba cadangan glikogen otot mulai habis, maka ke
butuhan istirahat lebih awal tiba nya. Pada sisi lain, diperlukan waktu 48 jam
untuk meraih kesembuhan dari mialgia akibat aktivitas fisik yang berkategori
kerja berat. Namun, istirahat, gerak jasmani ringan, dan nutrisi yang tinggi karbohidrat,
penting untuk mem percepat pemulihan rasa pegal pada otot rangka.
Tidak selalu mialgia memerlukan medikasi dengan obat-obatan. Pasalnya,
nyeri bagian tubuh akibat kerja berlebihan umumnya beresponsefektif dengan
kompres hangat, masase, dan istirahat atau mengurangi kegi atan fisik selama
mialgia. Lagipula, olah jasmani berjalan kaki, bersepeda, dan berenang dapat
membantu penyembuhan. Bila nyeri muskuloskleletal bertahan lebih dari 3 hari
atau bahkan bertambah parah, pertolongan medis direkomendasikan.
Lumbago merupakan istilah yang semakin kurang popular dibanding nyeri
pinggang bawah. Lumbago adalah nyeri pinggang bawah ringan hingga parah yang
timbul mendadak. Berlokasi jelas pada daerah lumbosakral. Pada kasus lumbago,
daerah pinggang terasa nyeri bila ditekan, lantaran otot-otot paraspinal di
daerah itu mengalami spas mus (kram). Masyarakat awam mengaitkan lumbago karena
masuk angin atau lantaran bajunya basah karena bekerja dengan
air untuk membersihkan endapan lumpur.
Secara medis disebabkan kelainan pada susunan tulang belakang
atau kelemahan jaringan otot yang mengelilingi tulang be la kang. Nyeri pada
lumbago bertambah parah bila pasien bergerak atau bila tubuhnya ter gerak
karena batuk atau bersin. Sangat menyerupai hernia
nucleus pulposusakut (HNP
akut). Bedanya, pada HNP terdapat nyeri radikuler, sedangkan
lumbago tidak. Terapi lumbago adalah istirahat total, pembe rian obat
analgetik, pemberian panas dengan si nar lampu merah atu diatermi, hingga pe
nyuntikan prokain pada tempat yang nyeri.
– F Suryadjaja,
dokter pada
Boyolali
No comments:
Post a Comment