Friday, 11 September 2015

Nyeri Muskuloskeletal akibat Kerja Fisik


Berbagai bentuk rasa tak nyaman pada otot tubuh tatkala harus bekerja ekstra seharian membersihkan lantai dan dinding rumah setelah banjir susut. Bentuk rasa nyaman yang bersumber dari gangguan pada sistem muskuloskeletal dapat berupa kelelahan, mialgia, kram otot, bahkan terkilir.

Sepanjang masih dalam toleransi fisiologis tubuh, umumnya gangguan sistem muskuloskeletal akibat melakukan pekerjaan do mestik, dapat pulih sendiri (self-limiting). Na mun, sebagian menyelesaikan persoalan gang guan kesehatan tubuh ini dengan terapi nonfarmakologis, seperti pijat refleksi, masase, diatermi, atau mandi air hangat hingga relaksasi. Sementara sebagian kecil menanganinya dengan mengonsumsi suplemen energi, vitamin, dan obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri yang diapaki dapat berupa analgesik parasetamol, dipiron, non-steroidal antiinflamatory drugs (NSAID), hingga tramadol.

Kira-kira 40 persen massa tubuh manusia tersusun dari otot rangka yang utama memben tuk sistem muskuloskeletal. Kerja fisik yang memerlukan kerja otot tidak bisa dilepaskan dari dinamika keseharian manusia. Selain aktivitas rutin kerja di kantor, sebagian waktu keseharian dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan domestik di lingkungan rumah tangga.

Sementara tingkat aktivitas kerja domestik meningkat drastis pada acara terkait peristiwa kehidupan (kelahiran, pernikahan, dan kematian), namun tatkala banjir melanda pada suatu kawasan, aktivitas membersihkan lantai, teras dan pelataran rumah dari endapan lumpur dan tumpukan sampah bisa menyita tenaga fisik dalam kurun beberapa hari.

Tingkat kerja fisik yang melebihi rata-rata keseharian berdampak pada penurunan kualitas kesehatan otot rang ka. Pada saat melakukan aktivitas kerja fisik hanya rasa lelah yang menghinggapi. Pada kondisi tubuh normal, dengan istirahat sedikitnya 30 menit, rasa lelah ini sudah dapat pulih sempur na. Namun, satu atau dua hari kemudian timbul rasa pegal (mialgia) yang menjadi hambatan tersendiri untuk melakukan aktivitas fisik selanjutnya.


Mialgia merupakan istilah medis untuk menyatakan nyeri pada otot dan sekumpulan otot rangka (otot skelet). Meskipun merupa kan kondisi umum setelah tubuh beraktivitas atau latihan fisik lebih dari biasanya, melanda sekitar 3 persen populasi saat pascabanjir. Regional tubuh yang sering terserang adalah leher, pinggang, gelang bahu, otot din ding dada, paha, dan betis.Posisi tubuh yang salah, juga dapat menjadi penyebab mialgia.

Mialgia pada bahu termasuk tinggi prevalensinya, nyeri pada bahu terjadi karena efek faktor mekanis dari kerja fisik yang berlebihan (overuse), gerak rotasi tubuh yang berlebihan, bekerja dengan tubuh membungkuk ke depan, dan bekerja dengan letak tangan lebih tinggi dari posisi letak bahu (Miranda et al 2001). Juga mendorong atau menarik barang yang berbobot berat. Prevalensi nyeri bahu meningkat seiring dengan bertambahnya umur.

Lumbago Nyeri pinggang bawah (low back pain, nyeri boyok) merupakan sindrom nyeri regional muskuloskeletal yang paling umum. Diperkirakan 49 persen wanita dan 37 persen pria  usia 45-59 tahun pernah terkena nyeri pinggang bawah. Puncak prevalensi nyeri pinggang bawah pada usia sekitar 60 tahun. Satu dari 20 orang dewasa mengkonsultasikan nyeri pinggang bawah pada pusat layanan primer (Croft et al 1998).

Mengangkat beban berat, mengusung atau membawa beban pada bahu atau di atas bahu, menarik barang berbobot berat, berlutut dan jongkok, semuanya diprediksi dapat pemicu nyeri pinggang bawah (Harknesset al 2003). Posisi tubuh saat bekerja juga berkontribusi sebagai faktor risiko bagi nyeri pinggang bawah.

Laju metabolisme tubuh amat meningkat selama kerja fisik yang berat. Sebagai pembanding, metabolisme tubuh selama lari maraton meningkat hingga 20 kali di atas normal. Meskipun begitu, ada batas tertinggi bagi sebagian besar mekanisme fisiologis tubuh untuk toleransi atau bertahan terhadap stres kerja fisik yang berlebihan. Rasa lelah merupakan pertanda awal bahwa ambang toleransi tubuh telah terlampaui.

Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot karena kehilangan suplai makanan dan oksigen. Sering dengan bertambahnya usia seseorang, aterosklerosis yang semakin berkontribusi dominan dalam menimbulkan hambatan aliran darah ke otot rangka. Semakin bertambah usia dan semakin parah tingkat hambatan aliran darah, semakin mudah otot tubuh mengalami kelelahan dan mialgia.

Pada individu normal, istirahat diperlukan setelah bekerja fisik berlangsung 4-5 jam saat tiba cadangan glikogen otot mulai habis, maka ke butuhan istirahat lebih awal tiba nya. Pada sisi lain, diperlukan waktu 48 jam untuk meraih kesembuhan dari mialgia akibat aktivitas fisik yang berkategori kerja berat. Namun, istirahat, gerak jasmani ringan, dan nutrisi yang tinggi karbohidrat, penting untuk mem percepat pemulihan rasa pegal pada otot rangka.

Tidak selalu mialgia memerlukan medikasi dengan obat-obatan. Pasalnya, nyeri bagian tubuh akibat kerja berlebihan umumnya beresponsefektif dengan kompres hangat, masase, dan istirahat atau mengurangi kegi atan fisik selama mialgia. Lagipula, olah jasmani berjalan kaki, bersepeda, dan berenang dapat membantu penyembuhan. Bila nyeri muskuloskleletal bertahan lebih dari 3 hari atau bahkan bertambah parah, pertolongan medis direkomendasikan.

Lumbago merupakan istilah yang semakin kurang popular dibanding nyeri pinggang bawah. Lumbago adalah nyeri pinggang bawah ringan hingga parah yang timbul mendadak. Berlokasi jelas pada daerah lumbosakral. Pada kasus lumbago, daerah pinggang terasa nyeri bila ditekan, lantaran otot-otot paraspinal di daerah itu mengalami spas mus (kram). Masyarakat awam mengaitkan lumbago karena
masuk angin atau lantaran bajunya basah karena bekerja dengan air untuk membersihkan endapan lumpur.

Secara medis disebabkan kelainan pada susunan tulang belakang atau kelemahan jaringan otot yang mengelilingi tulang be la kang. Nyeri pada lumbago bertambah parah bila pasien bergerak atau bila tubuhnya ter gerak karena batuk atau bersin. Sangat menyerupai hernia nucleus pulposusakut (HNP
akut). Bedanya, pada HNP terdapat nyeri radikuler, sedangkan lumbago tidak. Terapi lumbago adalah istirahat total, pembe rian obat analgetik, pemberian panas dengan si nar lampu merah atu diatermi, hingga pe nyuntikan prokain pada tempat yang nyeri.


– F Suryadjaja, dokter pada
Dinas Kesehatan Kabupaten

Sumber : Suara Merdeka



Boyolali

No comments:

Post a Comment