Tuesday, 20 October 2015

Menyingkirkan Kebiasaan Merokok


Para perokok aktif bukan tidak menyadari bahaya atau efek terhadap kesehatan akibat merokok. Para perokok sadar sepenuhnya akan beragam risiko penyakit yang mengintai, serta efek terhadap lingkungan sekitarnya anak dan istri atau suami, lalu terbersit niat ingin berhenti.
Namun sayangnya, niat hanyalah niat. Karena tidak tahu harus memulai dari mana. Dilema yang sering dialami para perokok aktif adalah, tak tahu harus melakukan apa, untuk mendukung niatnya berhenti. Keinginan sudah ada, namun aksi yang belum nyata. Gita Christiana S.Psi,M.Psi dari SMC Telogorejo Semarang menuturkan, merokok termasuk perilaku, kebiasaan atau kecanduan yang mengakar pada alam bawah sadar.
Dari sisi psikologis manusia, penggunaan nikotin membentuk sebuah kebutuhan; bahwa tubuh kita ‘harus’ terus diasupi nikotin karena hal tersebut merupakan ‘kebutuhan’. Inilah yang membuat orang menjadi candu. Dan biasanya, seiring berjalannya waktu dan ‘asupan’ yang rutin, kadarnya akan terus bertambah.
Meskipun begitu, karena merokok termasuk perilaku, hal ini bisa dihilangkan. Gita membeberkan beberapa hal yang bisa Anda lakukan jika ingin berhenti. Hal pertama yang harus dimiliki seorang perokok jika ingin berhenti adalah niat dari dalam diri sendiri. Bukan karena diperintahkan atau diminta pasangannya, orangtua, atau siapapun. Jika sudah niat ingin berhenti, maka yang harus Anda lakukan adalah berhenti total, bukan dengan cara mengurangi.
“Mengurangi, atau mengganti konsumsi kejenis rokok yang lebih ringan akan percuma karena otak tetap memerintahkan kita untuk mengkonsumsi dengan jumlah yang sama dengan sebelumnya. Jadi, jika memang ingin berhenti, ya, harus langsung berhenti total,” tutur Gita.
Dukungan sosial
Selain niat, dukungan sosial dari lingkungan terdekat juga berperan penting. Mintalah anak, istri atau suami, orangtua atau sahabat, untuk mendukung keinginan Anda berhenti merokok. Tekankan juga pada mereka, bahwa Anda harus berhenti total, bukan mengurangi. Berikutnya, Anda harus memiliki mindset. Maksudnya, Anda harus punya alasan kuat dan jelas mengapa ingin berhenti merokok. Alasan yang kuat akan terus memotivasi, dan tak tergoda untuk terjerumus kembali.
Alasan yang jelas tersebut misalnya tak ingin terkena penyakit jantung, Anda memiliki penyakit asma karena merokok, anak Anda segera lahir dan tak ingin membuatnya sakit karena asap rokok, dan alasan-alasan kuat lainnya. Sedangkan alasan-alasan yang kurang kuat seperti takut dimarahi orangtua atau pasangan, biasanya tidak membuat kita mantap memutuskan untuk berhenti.
Kemudian, Anda harus mengidentifikasi waktu atau momen apa yang biasanya memicu keinginan untuk merokok. Misalnya ketika stress akibat pekerjaan, setiap merasa sedih, atau ketika sedang dilanda emosi-emosi negatif lainnya. Nah, dari serangkaian permasalahan yang menimbulkan keinginan untuk merokok tersebut, cari solusi untuk mengatasinya. Karena merokok hanya bersifat pelampiasan.
Jika Anda merasa tak memiliki solusi sebagai pengganti rokok, misalnya keharusan merokok setiap selesai makan, alihkan terhadap hal lainnya. Misalnya menyantap dessert, permen, mengkonsumsi buah-buahan dengan rasa asam, banyak minum air putih, minum jus, atau mengkonsumsi hal-hal lainnya sebagai pengganti rokok.
Tega memutus lingkaran kenangan dengan rokok, juga perlu Anda lakukan. Untuk di rumah misalnya, buang semua asbak, bersihkan sofa, karpet, tirai dan lainnya yang berbau asap rokok. Karena hanya dengan mencium aromanya, bisa memicu otak terhadap keinginan terhadap rokok. Selanjutnya adalah menentukan target. Anda harus berhenti dalam kurun waktu satu minggu, satu bulan, empat bulan, atau berapapun target yang Anda inginkan. “Menentukan target ini penting karena berkaitan dengan keinginan untuk mengubah perilaku. Tanpa target, sama saja dengan memiliki keinginan tanpa tujuan,”
Berikutnya adalah, sesuai yang disarankan para ahli kesehatan, menjalani hidup sehat; berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat. Tidak perlu langsung giat berolahraga kardio hingga berjam- jam dan melakukannya sesering mungkin. Yang terpenting adalah, meskipun hanya melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, renang atau yoga seminggu sekali, jauh lebih baik jika dilakukan terus secara teratur. Jika kita telah terbiasa menjalani pola hidup sehat, maka secara otomatis tubuh akan menolak halhal yang negatif, seperti rokok.
Terakhir, menghadiahi diri sendiri. Menurut Gita, hal ini juga penting, karena selain memotivasi, kita perlu mendapat penghargaan atas usaha keras dalam memutus rantai konsumsi rokok. Memberi penghargaan ini bisa melalui berbagai hal, yang sesuai dengan keinginan atau hobi. Mulai dari makan di restoran mewah, melakukan perawatan spa, berlibur, hingga membeli bendabenda idaman. Misalnya sepatu, jam tangan, perhiasan, telepon pintar, dan benda-benda idaman lainnya. Karena jika dikalkulasi, uang yang biasanya Anda habiskan untuk membeli rokok, jika diakumulasi dalam satu bulan saja, sudah bisa untuk membeli barang-barang idaman, yang tak mungkin Anda beli ketika masih menjadi perokok aktif. (Mutiara Manggia- 11)
Sumber : Suara Merdeka

No comments:

Post a Comment