Pankreas merupakan salah satu
organ penting dalam sistem pencernaan kita, yang mempunyai tugas sebagai
penghasil enzim pencernaan, serta sebagai kelenjar endokrin. Organ yang berupa
kelenjar ini bisa mengalami peradangan, yang disebut pankreatitis.
Pankreas terletak secara
'tersembunyi di rongga perut, yakni dibelakang lambung, dan proyeksinya
disekitar ulu hati. Pankreatitis terdiri dari dua jenis, akut dan kronis, yang
masing-masing membutuhkan penanganan yang berbeda. Jenis pankreatitis akut
merupakan radang pankreas yang terjadi secara mendadak, meskipun penyebabnya
bisa terjadi sudah lama, dan bisa mengancam jiwa.
Pankreatitis akut cukup jarang
terjadi, kejadiannya kira-kira 5-70 kasus per-100.000 penduduk di dunia, tetapi
bisa terjadi kondisi sangat berat yang mengancam jiwa. Penyakit ini dibedakan
berdasarkan tingkat kerusakannya. Yakni ringan, sedang dan berat. Pankreatitis
akut ringan tentu saja tidak mengancam jiwa, karena tidak mengakibatkan
komplikasi lokal (hanya pada pankreas) atau sistemik (kerusakan pada organ-organ
lain disekitarnya), dan gagal organ. Pasien akan sembuh dalam jangka waktu 3 -
5 hari. Pada fase sedang, kerusakan yang terjadi pada jaringan pankreas lebih
besar, terjadi komplikasi atau kerusakan yang bersifat lokal, namun tidak
mencapai kerusakan sistemik atau jika ada kerusakan organ sistemik berlangsung
transien (sebentar) kurang dari 48 jam. Pankreatitis akut sedang memerlukan
perawatan yang lebih lama. Lalu pada fase berat, kerusakan yang terjadi sampai
mengganggu fungsi organorgan lain di luar pankreas, bisa mengakibatkan gagal
organ atau terjadi gangguan sistemik berat. Pada kondisi ini, pasien memiliki
risiko meninggal dunia akibat komplikasi sistemik.
Gejala pokok
Setiap fase pada pankreatitis
akut memiliki gejala yang berbeda. Namun, dua gejala pokok yang pasti terjadi
dan bisa ditandai sebagai gejala pankreatitis akut adalah nyeri dan gangguan
enzim pankreas. Rasa nyeri terasa pada daerah ulu hati, tepatnya pada perut
bagian kiri atas. Rasa nyeri yang berat terasa secara konstan--bukan
hilang-timbul, lama dan sangat mengganggu, nyeri dirasakan sampai menembus
perut ke belakang (punggung). Lalu, gangguan enzim pankreas yang terjadi adalah
meningkatnya jumlah enzim amilase dan lipase--yang berfungsi sebagai pencerna
makanan, sebagai tanda terjadinya peradangan. Peningkatan yang terjadi biasanya
mencapai 3x lipat dari kadar enzim normal. Untuk mengetahui atau memastikan
terjadinya pankreatitis akut, pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan
foto melalui USG (Ultrasonografi) atau MRI (Magnetic Resonance imaging). Untuk
pengobatannya, berbeda-beda tergantung dari komplikasi, atau lesi yang dialami
pasien.
Penyebab pankreatitis akut fase
ringan, sedang ataupun berat hampir sama. Antara lain konsumsi minuman beralkohol,
obesitas, dan batu empedu. Konsumsi alkohol merupakan penyebab nomor satu di
dunia. Konsumsi dalam jangka panjang dengan rata-rata konsumsi lima ons
perhari, seseorang berisiko terkena pankreatitis akut.
Lalu, orang yang obesitas dengan
kadar trigliserid tinggi (lebih dari 1000) juga berpotensi. Dan penyebab paling
banyak kedua setelah konsumsi alkohol adalah adanya batu empedu. Tiga hal ini
merupakan penyebab terbanyak, meskipun bisa juga karena faktor lain seperti
virus atau infeksi. Jika terdapat batu di saluran empedu yang menyebabkan
pankreatitis akut disertai infeksi saluran empedu (kolangitis), maka dalam
waktu antara 24 - 48 jam, pasien harus segera ditolong. Jika tidak, akan
menimbulkan sepsis atau keracunan darah oleh kuman atau produk dari kuman.
Empedu yang dihasilkan hati,
masuk melalui saluran empedu, disimpan dalam kantung empedu. Jika ada makanan
di usus dua belas jari, terjadi kontraksi pada kandung empedu, empedu akan
keluar, melewati jalur yang sama dengan saluran enzim pankreas, menuju usus.
Jika terdapat batu empedu, ini bisa menghambat saluran tersebut, menyebabkan
kolangitis atau peradangan saluran empedu. Zat-zat yang seharusnya turun, naik
atau masuk ke pankreas, sehingga terjadi peradangan. Jika kasus penyebab
pankreatitis akut adalah batu empedu, maka penanganannya dilakukan dengan
endoskopi atau Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP), dan
tindakan non-operasi ini harus segera dilakukan dalam waktu 24 - 48 jam.
Bisakah Pankreatitis Akut dihindari?
Tentu saja bisa. Caranya dengan
mengurangi atau menghindari konsumsi minuman beralkohol, serta mencegah obesitas,
trigliserid tinggi, infeksi dan penyakit yang berisiko menimbulkan pankreatitis
akut, seperti diabetes
Sumber : Suara Merdeka