Saturday, 23 May 2015

Radang Akut Pada Pankreas

Pankreas merupakan salah satu organ penting dalam sistem pencernaan kita, yang mempunyai tugas sebagai penghasil enzim pencernaan, serta sebagai kelenjar endokrin. Organ yang berupa kelenjar ini bisa mengalami peradangan, yang disebut pankreatitis. 

Pankreas terletak secara 'tersembunyi di rongga perut, yakni dibelakang lambung, dan proyeksinya disekitar ulu hati. Pankreatitis terdiri dari dua jenis, akut dan kronis, yang masing-masing membutuhkan penanganan yang berbeda. Jenis pankreatitis akut merupakan radang pankreas yang terjadi secara mendadak, meskipun penyebabnya bisa terjadi sudah lama, dan bisa mengancam jiwa. 

Pankreatitis akut cukup jarang terjadi, kejadiannya kira-kira 5-70 kasus per-100.000 penduduk di dunia, tetapi bisa terjadi kondisi sangat berat yang mengancam jiwa. Penyakit ini dibedakan berdasarkan tingkat kerusakannya. Yakni ringan, sedang dan berat. Pankreatitis akut ringan tentu saja tidak mengancam jiwa, karena tidak mengakibatkan komplikasi lokal (hanya pada pankreas) atau sistemik (kerusakan pada organ-organ lain disekitarnya), dan gagal organ. Pasien akan sembuh dalam jangka waktu 3 - 5 hari. Pada fase sedang, kerusakan yang terjadi pada jaringan pankreas lebih besar, terjadi komplikasi atau kerusakan yang bersifat lokal, namun tidak mencapai kerusakan sistemik atau jika ada kerusakan organ sistemik berlangsung transien (sebentar) kurang dari 48 jam. Pankreatitis akut sedang memerlukan perawatan yang lebih lama. Lalu pada fase berat, kerusakan yang terjadi sampai mengganggu fungsi organorgan lain di luar pankreas, bisa mengakibatkan gagal organ atau terjadi gangguan sistemik berat. Pada kondisi ini, pasien memiliki risiko meninggal dunia akibat komplikasi sistemik.

Gejala pokok

Setiap fase pada pankreatitis akut memiliki gejala yang berbeda. Namun, dua gejala pokok yang pasti terjadi dan bisa ditandai sebagai gejala pankreatitis akut adalah nyeri dan gangguan enzim pankreas. Rasa nyeri terasa pada daerah ulu hati, tepatnya pada perut bagian kiri atas. Rasa nyeri yang berat terasa secara konstan--bukan hilang-timbul, lama dan sangat mengganggu, nyeri dirasakan sampai menembus perut ke belakang (punggung). Lalu, gangguan enzim pankreas yang terjadi adalah meningkatnya jumlah enzim amilase dan lipase--yang berfungsi sebagai pencerna makanan, sebagai tanda terjadinya peradangan. Peningkatan yang terjadi biasanya mencapai 3x lipat dari kadar enzim normal. Untuk mengetahui atau memastikan terjadinya pankreatitis akut, pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan foto melalui USG (Ultrasonografi) atau MRI (Magnetic Resonance imaging). Untuk pengobatannya, berbeda-beda tergantung dari komplikasi, atau lesi yang dialami pasien. 

Penyebab pankreatitis akut fase ringan, sedang ataupun berat hampir sama. Antara lain konsumsi minuman beralkohol, obesitas, dan batu empedu. Konsumsi alkohol merupakan penyebab nomor satu di dunia. Konsumsi dalam jangka panjang dengan rata-rata konsumsi lima ons perhari, seseorang berisiko terkena pankreatitis akut. 


Lalu, orang yang obesitas dengan kadar trigliserid tinggi (lebih dari 1000) juga berpotensi. Dan penyebab paling banyak kedua setelah konsumsi alkohol adalah adanya batu empedu. Tiga hal ini merupakan penyebab terbanyak, meskipun bisa juga karena faktor lain seperti virus atau infeksi. Jika terdapat batu di saluran empedu yang menyebabkan pankreatitis akut disertai infeksi saluran empedu (kolangitis), maka dalam waktu antara 24 - 48 jam, pasien harus segera ditolong. Jika tidak, akan menimbulkan sepsis atau keracunan darah oleh kuman atau produk dari kuman. 



Empedu yang dihasilkan hati, masuk melalui saluran empedu, disimpan dalam kantung empedu. Jika ada makanan di usus dua belas jari, terjadi kontraksi pada kandung empedu, empedu akan keluar, melewati jalur yang sama dengan saluran enzim pankreas, menuju usus. Jika terdapat batu empedu, ini bisa menghambat saluran tersebut, menyebabkan kolangitis atau peradangan saluran empedu. Zat-zat yang seharusnya turun, naik atau masuk ke pankreas, sehingga terjadi peradangan. Jika kasus penyebab pankreatitis akut adalah batu empedu, maka penanganannya dilakukan dengan endoskopi atau Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP), dan tindakan non-operasi ini harus segera dilakukan dalam waktu 24 - 48 jam.

Bisakah Pankreatitis Akut dihindari?

Tentu saja bisa. Caranya dengan mengurangi atau menghindari konsumsi minuman beralkohol, serta mencegah obesitas, trigliserid tinggi, infeksi dan penyakit yang berisiko menimbulkan pankreatitis akut, seperti diabetes

Sumber : Suara Merdeka


Mewaspadai Pembengkakan Pembuluh Darah

Dinding pembuluh darah manusia memiliki diameter 2 cm. Ia bisa mengalami kelainan atau pembengkakan. Jika diameternya lebih besar daripada 2 cm, maka ini tidak normal. Karena terjadi pembengkakan pada dindingnya, yang memiliki kemungkinan akan terjadi rupture atau sobek.

Pembengkakan ini dikenal dengan nama aneurisma.  Aneurisma mungkin sedikit asing di telinga. Ini merupakan kondisi pelebaran  pembuluh darah pada arteri. Dinding arteri melemah, atau dindingnya tipis, lalu membentuk semacam kantung. Ibarat terjadi penggembungan pada saluran  yang lurus atau lancar.



Jika tidak segera ditangani, ukuran kantung akan semakin membesar, yang pada akhirnya bisa pecah (rupture). Seperti yang kita ketahui, pembuluh darah arteri bertugas membawa darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh. Aneurisma biasanya terjadi pada arteri di otak, jantung, dan perut.

Meskipun sebenarnya bisa terjadi pada organ mana saja yang memiliki aliran darah. "Namun yang sering terjadi biasanya pada daerah pembuluh arteri yang besar, dan dekat dengan jantung. Semakin jauh dari jantung, semakin kecil kemungkinannya. Ketika terjadi pembengkakan atau pelebaran, otomatis penderitanya akan merasakan sakit yang luar biasa. Tensi darah yang tinggi, merupakan gejala umum terjadinya aneurisma. Ketika terjadi pembengkakan, penderitanya terkadang tak hanya mengalami  hipertensi, tapi juga sesak napas. Jika terjadi hipertensi pada usia muda, kita harus waspada. Karena bisa jadi mengalami aneurisma.


Kita harus waspadai jika ada anggota keluarga yang meninggal dalam usia muda tanpa sebab yang jelas. Karena ini bisa saja karena aneurisma. Gejala Aneurisma Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, aneurisma bisa terjadi pada organ manapun dalam tubuh yang memiliki aliran darah. Namun yang paling sering terjadi adalah pada organ yang dekat dengan jantung. Yakni otak, jantung itu sendiri, dan perut, yang masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Jika terjadi pada otak, penderitanya bisa mengalami stroke karena mengalami pendarahan. Pada jantung, gejala yang dialami mirip dengan serangan jantung koroner yang akut. Sedangkan pada perut, terjadi nyeri yang luar biasa dan tensi darah menjadi turun (drop). Ketika ini terjadi, harus segera dilakukan pemeriksaan, untuk mengetahui, apakah terdapat aneurisma, terlebih jika sudah terjadi rupture. Ketika sudah mengalami rupture, otomatis tubuh mengalami pendarahan, dan ini bisa mengakibatkan kematian. Aneurisma tak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai penyakit keturunan. Namun, ini umumnya terjadi karena malformasi kongenital; kelainan atau cacat sejak lahir. Selain karena bawaan sejak lahir, bisa juga karena gangguan metabolisme, atau proses metabolisme yang mengganggu dinding arteri. 

Pembengkakan pada Vena Untuk mendeteksinya, bisa dilakukan melalui general check up, USG dan CT scan. Karena tidak ada obat yang bisa 'memperbaiki' pembuluh darah yang rusak, maka pengobatan yang harus dilakukan untuk mengobati aneurisma adalah melalui operasi. Yakni dengan memotong bagian yang terjadi aneurisma, lalu menyatukan kembali pembuluh darah, sehingga menjadi normal kembali. Yang juga perlu Anda ketahui, pembesaran pembuluh darah tak hanya terjadi pada pembuluh arteri, tapi juga vena (pembuluh darah balik). Dua hal ini tentu saja berbeda.  Yang berbahaya dan mengancam nyawa, jika terjadi pada arteri. Adapun yang terjadi pada vena, akan membuat kita tidak nyaman. Seperti terjadinya varises. Varises terjadi karena adanya peningkatan tekanan darah di dalamnya, karena klep dalam pembuluh darah tidak berfungsi dengan baik. Normalnya, klep hanya mengantarkan aliran darah ke atas. Ketika ia tidak berfungsi dengan baik, darah yang harusnya naik jadi terhambat atau turun lagi. Akhirnya, tampak garis-garis berwarna biru yang menonjol pada kulit. Varises terkadang disertai bengkak pada pergelangan kaki. Kalau dibiarkan, vena yang melebar bisa pecah dan terjadi luka atau koreng pada permukaan kulit. Pelebaran pembuluh darah vena juga terjadi pada wanita hamil, atau orang yang obesitas. Pada wanita hamil misalnya, adanya tekanan dari perut yang membesar, menyebabkan darah yang harusnya naik jadi tertahan di bawah. Inilah yang menyebabkan kaki menjadi bengkak. Jadi, meluruskan kaki setelah berjalan jauh atau berolahraga, ini bertujuan untuk melancarkan pembuluh vena 


Sumber : Suara Merdeka

Wednesday, 20 May 2015

Penyebab Cacat Lahir Pada Bayi




Tak seorang pun menginginkan dilahirkan cacat, juga tak menginginkan anaknya terlahir cacat. Namun, kenyataan pahit kadang harus diterima beberapa orang yang mengalami takdir yang cukup berat ini.
Kecacatan ada yang diperoleh dari sejak dilahirkan/kongenital/bawaan atau cacat lahir, sedangkan ada juga kecacatan yang diperoleh setelah dilahirkan, misalnya karena kecelakaan atau penyakit. Kelainan kongenital (cacat/kelainan bawaan) adalah kelainan pada struktur anatomi atau fungsi dari suatu organ atau sistem organ pada saat lahir. Saat ini, cacat lahir adalah penyebab utama kematian bayi selama tahun pertama kehidupan.

Besarnya Masalah Cacat Lahir

Banyaknya kasus cacat bawaan atau lahir adalah sebesar 7,8 per 1.000 persalinan dengan kejadian pada bayi laki-laki lebih besar dibandingkan dengan kejadian pada bayi perempuan. Meskipun tidak banyak, hal ini bisa menjadi masalah yang besar jika ini menimpa keturunan kita.

Dari semua jenis cacat bawaan, yang terbanyak adalah dari kelompok sistem susunan saraf pusat (SSP) yaitu sebesar 3,7 per 1.000 persalinan degnan anensefali menempati urutan pertama dengan angka kejadian 1,5 per 1.000 persalinan.

Jenis Cacat Lahir

Bentuk-bentuk cacat lahir ada banyak sekali. Secara umum, cacat lahir dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu struktural dan fungsional/perkembangan.

Cacat lahir struktural terkait dengan masalah dengan bagian tubuh. Beberapa contohnya antara lain bibir sumbing atau langit-langit sumbing, cacat jantung, tungkai yang abnormal, dan cacat tabung saraf seperti spina bifida.

Cacat lahir fungsional terkait dengan masalah dengan bagaimana bagian tubuh atau sistem tubuh bekerja. Beberapa cacat fungsional yang paling banyak terjadi terkait sistem dalam tubuh antara lain: 
  • Gangguan sistem saraf atau otak
Beberapa kelainan yang terjadi pada masalah ini antara lain; kesulitan belajar, retardasi mental, gangguan perilaku, kesulitan berbicara atau bahasa, kejang dan masalah gerakan. Beberapa contoh cacat lahir yang mempengaruhi sistem saraf termasuk autisme, sindrown down, sindrom Prader-Willi, dan sindrom Fragile X. 
  • Gangguan sensorik
Kecacatan pada sistem sensorik antara lain: kebutaan, katarak, dan masalah visual lainnya, dan beragam derajat ganguan pendengaran termasuk tuli.
  • Gangguan metabolisme
Gangguan dalam sistem metabolisme melibatkan proses tubuh atau jalur/reaksi kimia, seperti kondisi yang membatasi kemampuan tubuh untuk menyingkirkan bahan limbah atau bahan kimia berbahaya. Dua gangguan metabolisme yang umum adalah feniketonuria (PKU) dan hipotiroidisme.
  • Gangguan degeneratif
Gangguan degeneratif merupakan kondisi yang mungkin tidak jelas pada lahir, tetapi menyebabkan satu atau lebih aspek kesehatan yang terus memburuk. Misalnya adrenoleukodistrofi (ALD) dan sindrom Rett.


Dua jenis cacat lahir ini (struktural dan fungsional) kadang tidak berdiri sendiri. Cacat lahir yang disebabkan kombinasi beberapa faktor dapat menyebabkan masalah pada struktur maupun fungsi tubuh.

Faktor Resiko

Ada lebih dari 170 jenis cacat lahir pada bayi, namun hanya 1/7 nya dapat disembuhkan. Penyebabnya ternyata amat beragam. Berikut ini sebagian faktor yang paling sering menjadi penyebab cacat lahir: 
  • Genetika 
Cacat dalam kandungan dapat disebabkan kesalahan faktor genetika. Saat pembuahan terjadi, berlangsung pembauran unsur gen (pembawa sifat) ayah dengan gen ibu. Proses pembauran gen berlangsung begitu saja. Jika sesama gen yang bersifat lemah (resesif) dari ayah dan ibu berbaur, maka akan terbentuk kecacatan atau kelainan pada anak, sesuai jenis gen lemahnya.

Ayah dan ibu yang membawa gen resesif tidak harus cacat atau berpenyakit. Penyakit atau kecacatan baru muncul jika kedua gen resesif yang sama bertemu. Sebagai contoh adalah sepasang suami istri yang bukan merupakan penderita talesemia namun sama-sama membawa gen resesif talasemia dapat menghasilkan keturunan yang mengidap talasemia.
  • Usia Lanjut
Usia paling aman bagi seorang wanita untuk hamil adalah antara 20 sampai 30 tahun. Semakin muda usia, maka semakin besar risiko medis yang mungkin dialami, begitu juga jika usia wanita semakin tua.

Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah karena kondisi fisik belum 100% siap. Kehamilan dan persalinan di usia tersebut dapat meningkatkan angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat dibandingkan wanita yang hamil dan bersalin diusia 20-30 tahun.
  • Kurang Gizi
Zat gizi  juga sangat menentukan dalam kecacatan. Sekadar kekurangan jenis asam amino tertentu saja bisa menimbulkan kecacatan fisik maupun mental. Sebagai contoh adalah kurangnya konsumsi vitamin B6 (piridoksin) pada ibu hamil bisa menimbulkan bibir sumbing pada bayi yang akan dilahirkannya. Kekurangan asam folat bisa menyebabkan kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang. Kekurangan yodium bisa menyebabkan kretinisme/cebol atau keterbelakangan mental.
  • Rokok dan Alkohol.
Menjadi perokok aktif atau pasif (terpapar rokok) sama bahayanya. Risikonya antara lain bayi prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), cacat lahir tertentu (bibir sumbing atau langit-langit sumbing), dan kematian.
  • Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan antara lain polusi, radiasi, zat kimia berbahaya. Polusi ozon dan gas CO di udara yang di hirup oleh ibu hamil juga berisiko menimbulkan cacat jantung pada dua bulan pertama kehamilan (menurut hasil penelitian di Universitas California). Gas ozon dihasilkan oleh fotokimiawi ultraviolet dari cahaya matahari, sedangkan gas CO berasal dari asap mobil dan industri.
  • Kegemukan dan diabetes melitus
Ibu yang mengalami kegemukan (obesitas) juga berisiko melahirkan anak dengan cacat lahir. Penyakit kencing manis (DM) dan darah tinggi pada kebanyakan orang gemuk berpeluang untuk melahirkan bayi prematur atau cacat lahir.
  • Kelenjar Gondok
Penelitian di Universitas John Hopkins memperlihatkan bahwa ibu hamil yang kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) maupun yang kelenjar tiroidnya kurang aktif (hipotiroidsme) dapat melahirkan bayi dengan kelainan jantung, otak, dan ginjal;bibir sumbing; dan kelebihan jemari tangan atau kaki.
  • Obat dan Jamu
Beberapa jenis obat dilarang di konsumsi oleh ibu hamil karena bisa membahayakan janin mulai dari kecacatan sampai kematian. Jika ibu hamil sakit, sebaliknya konsultasikan ke dokter mengenai obat yang aman bagi kehamilan.

Tidak semua yang alami seperti jamu, juga bersifat aman. Beberapa bahan jamu atau obat tradisional misalnya ginkgo biloba dilarang di konsumsi oleh ibu hamil karena dapat menimbulkan kelainan pada janin.
  • Infeksi saat kehamilan
Cacat dalam kandungan dapat terjadi akibat infeksi selama atau jauh hari sebelum kehamilan tatapi penyakitnya masih aktif. Penyakit toksoplasma, campak jerman (rubela), infeksi CMV, dan harpes kelamin (herpes simpleks) berpotensi menimbulkan kecacatan pada jantung, kerusakan otak, gangguan pendengaran atau tuli, kelainan pada mata, ataupun keguguran berulang.




Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Jantung Koroner



Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh. Organ berukuran sebesar kepalan tangan ini berfungsi memompa dan menyebarkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh.

Penyakit jantung koroner juga dikenal dengan istilah penyakit jantung iskemik dan termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara mencapai 1,8 juta kasus pada tahun 2014.

Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Seseorang mengalami penyakit jantung koroner jika aliran darah ke jantungnya terhambat oleh lemak. Penimbunan lemak di dalam arteri jantung ini dikenal dengan istilah aterosklerosis dan merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat menyebabkan terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Jika ini terjadi, aliran darah ke jantung terblokir sepenuhnya dan serangan jantung pun terjadi. Faktor pemicu aterosklerosis meliputi kolesterol yang tinggi, merokok, diabetes, serta tekanan darah tinggi.

Jenis-jenis dan Gejala Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner terbagi ke dalam dua jenis yang dikategorikan berdasarkan tingkat penghambatan aliran darah, yaitu angina (angin duduk) dan serangan jantung.
Penyakit jantung yang tidak ditangani akan mengakibatkan komplikasi mematikan. Ketika tidak menerima suplai darah yang cukup hingga terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja jantung akan menurun. Kondisi ini dikenal sebagai gagal jantung. Komplikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap.

Jenis Pemeriksaan Penyakit Jantung Koroner

Pada diagnosis awal, dokter biasanya akan menanyakan tentang gejala, riwayat kesehatan keluarga, serta pola hidup Anda. Jika mencurigai Anda mengidap penyakit jantung, dokter akan menganjurkan Anda untuk menjalani beberapa pemeriksaan untuk mengonfirmasi diagnosis. Misalnya, tes darah, elektrokardiogram (EKG), angiografi koroner, CT scan, sertaMRI scan.

Langkah Pengobatan Untuk Penyakit Jantung Koroner

Jika mengidap penyakit jantung, Anda sangat dianjurkan untuk mengubah pola hidup Anda seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, minum obat secara teratur dan sesuai petunjuk dokter, serta berhenti merokok. Penyakit jantung koroner tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah agar tidak memburuk. Dokter akan menganjurkan langkah operasi untuk menangani penyakit ini jika diperlukan. Tujuan dalam pengobatan penyakit jantung adalah untuk mengendalikan gejala dan menurunkan risiko munculnya serangan fatal seperti serangan jantung.

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Terdapat beberapa langkah pencegahan yang sederhana untuk menghindari penyakit jantung, yaitu:

  • Berhenti merokok.
  • Menerapkan pola hidup sehat, misalnya mengurangi makanan berkolesterol tinggi serta berolahraga teratur.
  • Menjaga berat badan yang sehat.
  • Mengurangi konsumsi minuman keras.


Tuesday, 19 May 2015

Gejala Penyakit Meningitis



Meningitis adalah infeksi/radang selaput otak (meninges). Tepatnya, infeksi pia-arachnoid dan cairan serebrospinal di ruang sub-araknoid. Meningitis  viral adalah infeksi ruang subaraknoid yang disebabkan oleh virus. Meningitis bakterial adalah infeksi selaput otak yang disebabkan oleh bakteri.

Gejala Klinis(Gejala dan Tanda)

Sakit dan nyeri kepala berputar dengan intensitas berat, berlangsung berjam-jam hingga berhari hari, disertai leher terasa kaku, demam akut, gangguan kesadaran, kejang, mual, iritasi meningeal, perubahan sensorium. Polineuropati aksonal(kerusakan/kematian akson) dijumpai padea 10% penderita meningitis. Ringkasnya, gejala meningitis terdiri dari sakit kepala, demam, dan kaku kuduk. Ini disebut trias manifestasi klinis klasik meningitis.

Gejala Penyakit Tumor Otak



Tumor otak atau neoplasma otak adalah keganasan berupa benjolan padat di dalam rongga kepala yang merupakan suatu pertumbuhan abnormal sel-sel di dalam otak atau sumsum tulang belakang. Singkatnya, tumor otak adalah pertumbuhan sel-sel otak yang tak normal

Penyebab

Tumor otak terjadi akibat pembelahan sel yang abnormal dan tidak terkendali, biasanya di dalam otak berupa neuron,, sel-sel glial, jaringan limfatik, pembuluh darah, dan kelenjar merupakan bagian yang bisa terkena tumor otak.
Faktor genetik juga berperan, Kehilangan tumor suppressor genes melalui mutasi gen berperan di dalam pembentukan tumor otak, yang disebut gliblastoma multiforme. Trauma/cedera juga berkontribusi terhadap kejadian tumor otak, meskipun jarang.

Gejala dan Tanda

Tumor otak mulanya bisa tanpa gejala ataupun ditandai sakit/ nyeri kepala. Nyeri kepala seperti ditusuk atau berdenyut. Frekuensi serangan dan intensitasnya semakin lama semakin menghebat, terkadang diikuti muntah menyemprot. Selain itu, tumor otak juga dapat disertai gejala neurologis, seperti kejang fokal (terpusat), monoparesisi (lumpuh satu sisi), ganguan sensibilitas, gangguan visual, gangguan mental, gangguan konsentrasi, pelupa, mudah merasa lelah, mudah marah. Gejala neurologis ini dapat timbul atau tidak, tergantung lokasi di otak. 
Hal lain yang dapat juga dialami penderita tumor otak adalah bingung, resah, gelisah, problem kepribadian, kacau berbicara/ berbahasa, kelemahan anggota gerak (tangan, kaki), mati rasa/ lumpuh, melihat dobel/berbayang. Penderita tumor otak dapat juga mengalami iritasi yang ditandai dengan kelelahan, tremor bahkan epilepsi.
Yang khas dari tumor otak adalah peningkatan tekanan interakranial (di dalam rongga otak). Hal ini disebabkan oleh membesarnya tumor atau meluasnya edema. Tanda-tandanya adalah sakit kepala (menyebar, menetap, paling berat di pagi hari), muntah (terkadang tanpa mual), penurunan kesadaran (bisa mengantuk hingga koma), pembesaran pupil mata pada sisi mata yang menderita (anisokoria), cakram optik menonjol pada pemeriksaan funduskopi mata (pepiledema).